Kau yang selalu ada di pikiranku,
tetaplah disini. Tak ada satu pun alasan untukmu pergi dari otakku. Aku tahu
dan sangat tahu kau tak pernah melakukan itu. Lantas apakah aku harus menghapus
kebiasaan ku ini?tentu tidak. Hal yang biasa ku lakukan tak pernah ingin ku
hapuskan. Kau tahu? Sudah seperti candu bagiku untuk memikirkanmu. Bahkan
kebiasaanku ini mengalahkan kebiasaan
dari orang-orang yang tidak lazim. Berkhayal tentangmu tiap malam sudah
seperti menonton episode-episode ftv yang menurutku sangatlah menarik. Mereka
bertemu lalu saling mencintai. Tapi kita? apakah pernah sedikit kau memikirkan
ku? Ku rasa tidak. Kau selalu menjauh dariku. Bahkan saat beberapa teman
membicarakanku didepanmu, kau marah, kau tak mau mendengar namaku. Ku rasa itu
hal paling buruk yang pernah ku dengar. Mendengar seseorang yang kau cinta tak
mau mendengar namamu. Hanya untuk mendengar saja tidak sudi, apalagi untuk
memikirkan. Benar bukan? mengapa kau berlaku seperti itu? Apa aku pernah
melakukan suatu kesalahan padamu? Ku rasa tidak. Kau tidak suka aku
mencintaimu? Itu hak ku. Aku punya hak untuk mencintai siapa saja. Dan hak mu
juga untuk berlaku seperti itu. aku tak bisa membayangkan bila suatu saat kita bisa
bersama. Melewati hari-hari kelam, indah dan penuh rintangan dengan tak ada
satu keberatanpun diantara kita. Hah…sudahlah. Aku bermimpi terlalu tinggi. Aku
harusnya sadar, rasa cintaku padamu hanya bisa ku pendam dalam-dalam. Atau
mungkin terkubur dalam kenangan.
Namun semua pikiran&khayalku itu
berubah ketika kau memulai suatu pembicaraan denganku. Oh Tuhan……kau apakan
jantungku? Rasanya jantung ini berhenti berdetak ketika aku mendengar suaranya.
Aku melihat tatapan matanya yang sangat dalam seolah memberikan arti baik pada
percakapan kita kali ini. Hah…..ternyata aku salah. Dia hanya menitipkan
sesuatu untuk temannya yang kebetulan sekelas denganku. Kekecawaan pun muncul.
Tapi setidaknya aku sudah mendengar suaranya . suara yang begitu indah. Lebih
indah dari suara alam apapun. Ketenangan mengiringi suaranya membuat hati ini
tak mampu membendung lagi luapan segala
kesenangan yang ku rasakan.
Waktu terus berjalan. Sudah cukup
lama kami saling mengenal. Ya memang, hanya sekedar mengobrol untuk
membicarakan hal-hal yang terlalu penting. Tak ada pembahasan santai yang
pernah kami bicarakan. Percapakan kami terlalu hambar. Ya begitu-begitu saja.
Kadang semakin meyakinkan ku bahwa memang aku harus mengubur rasa ini
dalam-dalam.
Suatu hari, aku membaca pesan yang
membuatku membeku. Tak pernah aku rasakan seperti ini sebelumnya. Apakah aku
tak lagi harus berpikir bahwa aku harus mengubur perasaan ini dalam-dalam? Ya.
Benar. Aku tak lagi mau mencoba hanya mengubur segala perasaan ini. Dia
berubah. Dia tak lagi seperti dia yang dulu. Yang tidak peduli denganku, benci
mendengar namaku, dan tak mau menyapaku. Dunia ini seperti terbalik 180derajat
saat dia berlaku seperti ini padaku. Dia begitu baik, ramah, dan sangat tidak
mencerminkan sifat buruk yang telah ku cap padanya. Aku salah menilai dia
terlalu buruk seperti itu. Lama kelamaan, percakapan kami semakin seru. Aku tak
pernah lagi merasa percakapan kami hambar. Kami tak lagi membicarakan hal yang
penting-penting saja. Sesekali kami bercanda, membicarakan hal yang menarik
menurut kami, tertawa dan banyak lagi hal yang kami lakukan. Aku pun mulai
berani untuk menyapa nya.
Oh iya, waktu dia berulang tahun aku
memberanikan diri memberikannya sebuah hadiah. Susah payahku mencari hadiah itu
terbalas sepadan. Menurutku dia memberikan respon cukup baik pada hadiah yang
ku berikan walaupun hanya dengan senyuman dan kata ‘Terima Kasih’ itu sudah
sangat cukup bagiku. Lalu kami sempat membahas hadiah yang aku berikan lewat
messenger. Ya walaupun pesan yang ku baca tak seperti yang ku inginkan.
Terlihat seperti dia tak terlalu tertarik dengan hadiah itu. Ya, aku memang
hanya sedikit tau tentang dia. Hadiah itu hanya hasil tebakanku saja kalau dia
akan suka. Tapi ternyata….. yasudahlah.
Waktu terus berjalan kami pun makin
akrab satu sama lain. Ya aku senang dengan keadaan ini, aku tak mau hengkang
dari waktu ini. Ingin berada terus pada keadaan yang membuatku nyaman.
Melakukan pembicaraan dengan orang yang ku cinta. Kami sering membahas hal-hal
yang tidak terlalu penting untuk dibahas. Tapi, dia selalu berhasil membuatku
tertawa.
Aku merasa lebih baik sekarang dengan
keadaan seperti ini. Namun entah mengapa kami sering mengalami konflik kecil
setelah kami saling mengenal seperti ini. Mungkin aku yang terlalu tempramen
atau mungkin dia yang seperti itu. Namun bagaimanapun, kau akan tetap selalu
menempati otak, pikiran&hatiku yang terdalam….